Minggu, 30 Januari 2011

Legenda Narcissus dan Echo

Belakangan ini sering kali kita mendengar istilah "Narsis" yang biasanya diperuntukkan kepada orang yang suka memfoto-foto diri sendiri, ataupun kepada orang yang suka berlama-lama di depan cermin. Istilah narsis sendiri sebenarnya berasal dari kisah Romawi Kuno. Kata Narsis berasal dari nama seorang lelaki muda di Romawi, yaitu Narcissus. Narcissus terlahir sebagai anak laki-laki yang sangat tampan. Ketampanannya menjatuhkan hati semua orang yang ada di Kota. Sampai suatu saat ayah Narcissus khawatir dengan kecantikan fisik Narcissus dan memutuskan untuk berkonsultasi dengan seorang peramal mengenai masa depan Narcissus. Ramalan sang peramal sangat mengejutkan, bahwa Narcissus hanya akan bisa menikmati masa senjanya jika dia tidak pernah menatap dirinya sendiri di cermin. Narcissus pun tumbuh menjadi lelaki muda yang sangat tampan, tidak tanggung-tanggung seisi kota jatuh cinta pada kerupawanan Narcissus, namun Narcissus selalu dengan angkuh menolak mereka semua tanpa belas kasihan.



Suatu hari di musim panas Narcissus pergi ke hutan dan tanpa sengaja seorang peri hutan bernama Echo melihat Narcissus dan jatuh cinta pada pandangan pertama. Echo adalah peri yang cantik namun dia dikutuk tidak bisa berbicara, dia hanya bisa mengulang kata terakhir yang didengarnya. Karena tak dapat berbicara, Echo hanya bisa melihat dan mengikuti Narcissus dari jauh. Karena tidak kuat dengan perasaan cintanya, Echo pun memberanikan diri untuk keluar dan menampakkan dirinya di depan Narcissus. Jangankan balasan cinta, Narcissus menolak Echo mentah-mentah. Karena sakit hati, Echo pun akhirnya pergi dan menangis, yang terdengar hanya tinggal suaranya. Itulah gema (echo) yang biasanya kita dengar saat di hutan atau gua.

Para Dewa tersentuh dengan kesedihan Echo yang ditolak mentah-mentah oleh Narcissus. Karena sikap Narcissus yang mementingkan dirinya sendiri, tidak menghargai perasaan orang lain, dan merasa dirinya yang paling rupawan hingga tak ada orang yang pantas dengannya akhirnya para dewa pun mengutuk Narcissus jatuh cinta dengan dirinya sendiri. Saat haus, Narcissus pergi ke sungai untuk minum, ketika dia berhenti untuk minum. Narcissus melihat pantulan bayangannya di sungai dan dia jatuh cinta pada bayangannya sendiri. Tanpa makan dan minum, Narcissus asyik menatap pantulan dirinya hingga akhirnya dia meninggal di tepi sungai. Di tepi sungai tempat Narcissus meninggal bunga-bunga yang tubuh di sekitar sungai tersebut dinamai bunga Narcissus.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar